![]() |
Melepas KB Implan |
Halo...Tulisan ini adalah
seri ke-3 tentang kontrasepsi jenis implan. Untuk melihat tulisan sebelumnya,
bisa dibaca di sini:
***
Bulan Juli 2018 lalu,
akhirnya saya resmi melepas KB implan yang sudah tertanam di lengan kiri saya
selama 2,5 tahun. Harusnya sih masa pemakaiannya bisa sampai 3 tahun ya,
tapi saya memutuskan untuk melepas lebih awal karena tidak suka dengan efek
samping KB hormonal ini.
Dimana Melepasnya?
Surprise...surprise… Saat itu saya coba datang
ke sebuah rumah sakit swasta besar di Lombok yang memang khusus untuk menangani
ibu dan bayi. Anehnya, si dokter menyatakan tidak bisa melakukan prosedur
pelepasan tersebut. Saya malah disarankan untuk datang ke Puskesmas. Well,
baiklah. Saya pun pulang dengan kondisi tangan masih tertanam implan.
Btw, saya nggak tau ya apakah RS lain, khususnya di Jakarta juga seperti ini
pelayanannya.
Beberapa hari kemudian,
saya pun menyambangi Puskesmas dekat rumah. Tanpa antri macam di RS, saya pun
digiring oleh seorang dokter perempuan dan satu orang perawat untuk masuk ke
sebuah ruangan. Sempat di ukur tensi, berat badan, dan ditanya-tanya sedikit
tentang riwayat KB, riwayat menstruasi, histori melahirkan dll. Setelah itu,
prosedur pun segera dilakukan.
Sakit Nggak?
Proses pelepasan KB implan
ini sempat viral yah karena ada seorang ibu yang mendapatkan pengalaman
buruk bin horror saat mencabut KB ini. Saya turut prihatin. Tapi
Alhamdulillah, yang saya alami prosesnya gampaaang, cepaat dan minim rasa
sakit.
Pertama-tama, tangan saya
dibius, sedikiiit sekali dosisnya. Tapi cukup untuk membuat tangan saya kebas
alias mati rasa. Setelah dipastikan kebas, dokter akan membuat sedikit sayatan
di lengan yang terdapat implant tersebut. Sayatannya juga keciiiil. Paling
hanya setengah cm (jadi bukan sepanjang implant nya yang bisa sampai 5
cm). Nanti implant yang mirip batang korek api itu akan didorong keluar
pelan-pelan oleh dokter.
Selama proses pengeluaran
tersebut, dokter sempat kasih komentar kalau implan saya terpasang dengan
sangat bagus, yaitu dekat dengan permukaan kulit. Jadi proses pelepasan pun
berjalan dengan mudah.
Mendengar itu, saya jadi
berkesimpulan kalau mungkin... (mungkin ya!) pada beberapa kasus, memang ada
yang proses mengeluarkannya membutuhkan usaha lebih. Tapi semua tergantung
kepada proses pemasangan di awal.
Setelah implant benar-benar
keluar, tangan saya pun di perban. “Diusahakan jangan angkat beban berat dulu,
dan jangan kena air ya”, kata bu dokter.
Beberapa hari kemudian,
luka sayatan di tangan saya pun sembuh tanpa ada masalah sedikitpun. Thank
God :)
Bayar Berapa?
Karena prosedurnya
dilakukan di Puskesmas, maka bayarnya sangaaat murah. Cuma Rp. 25,000!
Haha. Bahkan setau saya, biayanya menjadi gratis jika kita merupakan pasien
BPJS.
Setelah Dicabut, Apakah Bisa Cepat Hamil?
Semua tergantung kondisi
fisik masing-masing ya. Kalau dalam kasus saya sih, bisa bangeeet.
Alhamdulillah 3 bulan pasca lepas KB, saya langsung hamil lagi.
Apakah Mau Pakai KB Implan Lagi di Kemudian Hari?
Sejauh ini sih mau coba KB
jenis lain dulu. Saya suka karena KB ini low maintenance, nggak ribet
harus bolak balik ke dokter untuk cek atau suntik, efektif hingga 99% mencegah
kehamilan, dan proses pemasangan serta pelepasan pun nggak se-horror
kelihatannya.
Tapiii.. saya masih mencari
KB yang minim efek samping, namun bekerja secara efektif. Adakah yang begitu?
Mungkin ibu-ibu di sini bisa kasih rekomendasi… 😉
- Wednesday, January 23, 2019
- 8 Comments