Mendidik Anak dengan Kekuatan Fitrah - Nice Homework 4 - Institut Ibu Profesional

Saturday, February 18, 2017



Tulisan ini dibuat dalam rangka Nice HomeWork #4 Kelas Matrikulasi Ibu Profesional

A. Mari kita lihat kembali Nice Homework #1, apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan ini? atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?

Awalnya saya masih bingung antara hobi, passion dan tujuan hidup. Apakah dengan bekerja/melakukan sesuatu di bidang yang menjadi hobi dan passion saya, berarti saya telah mampu memenuhi tujuan hidup? Menurut saya, rules ini tidak berlaku untuk semua orang. Saya berkesimpulan seperti ini setelah melakukan refeksi atas hidup saya sendiri.

Di NWH 1, saya menulis bahwa menjahit dan membuat kue adalah dua hal yang ingin saya pelajari di universitas kehidupan. Saya hobi melakukan keduanya. Tapi lantas tidak langsung membuat keduanya menjadi bagian dari misi hidup saya. Saya tidak/belum ingin menjadi perancang busana, atau menjalankan usaha yang berhubungan dengan jual menjual kue, atau memberdayakan ekonomi wanita melalui dua keterampilan ini. Jadi saya mengambil kesimpulan, kedua hal tersebut adalah hobi. Keduanya asik sekali dipelajari, sehingga saya tetap akan mempelajari keduanya. Menjalankan hobi membuat hidup saya terasa lebih normal dan menyenangkan. Namun terkadang, hobi memang dapat membantu seseorang untuk mencapai tujuan hidupnya. Sebagai contoh, suami saya hobi menulis, bahkan sampai saat ini masih berusaha menyelesaikan novel perdananya. Tetapi misi hidupnya adalah untuk meningkatkan kualitas sains di Indonesia. Terdengar tidak berhubungan ya? Tapi ternyata hobi menulisnya mempermudah suami ketika hendak mencapai tujuan hidupnya. Seperti ketika membuat penelitian, membuat buku dll.

Jadi selain belajar menjahit dan membuat kue, saya juga akan mempelajari ilmu-ilmu lain yang berkaitan dengan misi hidup saya, seperti yang tertuang di dalam point C. Tentunya porsi belajar yang berkaitan dengan misi hidup saya akan lebih banyak dibandingkan dengan mempelajari hobi.

B.  Mari kita lihat Nice Homework #2,  sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita.

Checklist harian saya belum berjalan dengan sempurna, tetapi saya sudah merasakan perubahan yang sangat jelas dalam hidup saya. Waktu sholat semakin maju, sholat sunah dan kebiasaan membaca Al-quran kembali tumbuh, rumah lebih rapi (tadinya seperti kapal pecah, sekarang hanya seperti kapal oleng), saya lebih fokus ketika bermain bersama anak, dan bahkan masih memiliki waktu untuk mempelajari hal yang menjadi minat saya. Hidup saya terasa lebih produktif walaupun baru melakukan perubahan kecil.

C. Baca dan renungkan kembali Nice Homework #3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang  akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.

Saya pernah membaca suatu artikel yang sangat menginspirasi. Katanya, orang yang belum menemukan tujuan hidupnya, sama seperti palu yang hanya digunakan untuk mengetuk/menghancurkan sesuatu. Tetap berfungsi kan? Jelas iya! Tetapi si palu tetap tidak puas, seperti ada yang kurang. Sampai akhirnya si palu digunakan untuk mengetuk paku, yang memang telah sesuai dengan tujuannya diciptakan, and yeeessss.. finally I hit my nail. 

Saat ini, saya merasa seperti si palu ini. Walaupun saya cenderung mampu menjalankan berbagai peran dan bidang dalam hidup, tapi rasanya saya belum melakukan/menjadi sesuatu yang sesuai dengan tujuan hidup saya. Saya sampai mengingat kembali keputusan-keputusan hidup yang pernah saya lakukan, kemudian mencari tau mengapa saya mengambil keputusan tersebut.

Sedikit refleksi, ketika baru lulus kuliah dulu, saya langsung memutuskan untuk bekerja di negeri jiran. Saat itu pendapatannya cukup besar, tetapi karir yang didapat biasa-biasa saja. Tepat satu tahun setelah bekerja, saya resign dan memutuskan kembali ke Indonesia. Alasannya? Saya ingin membangun karir dan berkontribusi di negara saya sendiri.

Setibanya di Indonesia, saya langsung bekerja di sebuah perusahaan swasta. Karir berjalan baik, tetapi tetap saja merasa kurang berkontribusi. Padahal, saat itu saya bekerja di bidang peningkatan mutu pelayanan, sehingga hasil kerja saya seharusnya dapat dirasakan oleh masyarakat yang menggunakan jasa perusahaan tempat saya bekerja.

Di sela-sela kesibukan saya menjadi seorang pegawai, saya menyibukkan diri menjadi relawan di beberapa kegiatan sosial. Kegiatan sosial yang saya pilih selalu berhubungan dengan anak-anak.  Kegiatannya sederhana saja, kadang menjadi guru sehari, kadang menemani anak-anak kurang mampu jalan-jalan ke kebun binatang, kadang ke panti asuhan dsb. Kegiatan ini membuat saya bahagia.  Kalau pakai perumpamaan palu tadi, saya juga akan bilang "finally I hit my nail". 

Atas dasar pertimbangan tersebut, akhirnya saya merumuskan misi hidup sebagai berikut:

Misi Hidup: 
MELAYANI komunitas ibu, bayi dan balita dari keluarga kurang mampu melalui sebuah gerakan sosial yang dikelola secara profesional.

Kenapa ibu, bayi dan balita? Dari dulu saya sudah peduli dengan dunia anak-anak, tetapi sejak menjadi seorang ibu, saya semakin concern terhadap ketiga komunitas ini. Dibalik tugas berat sebagai seorang ibu, saya termasuk golongan yang beruntung karena dapat menghidupi dan memenuhi segala kebutuhan saya dan anak dengan baik, mulai dari sandang, pangan dan papan. Tidak semua ibu, bayi dan balita memiliki kemudahan yang saya rasakan ini, terutama mereka yang berasal dari keluarga tidak mampu. 

Bidang:
volunteerism, pelayanan, manajemen organisasi 

Peran: 
penggagas, penggerak dan relawan

Milestone:
KM 0 - KM 1 (6-12 bulan) : Mempelajari ilmu-ilmu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mendirikan gerakan non-profit seperti: belajar membangun jejaring, belajar komunikasi persuasif, mempelajari best practice yang dilakukan oleh gerakan non-profit yang sudah lebih dulu ada, aktif berperan sebagai relawan di organisasi non-profit lain, dll.

KM 1 - KM 2 (1 tahun) : Fokus untuk mendirikan gerakan non-profit yang stabil sambil terus belajar mengenai: monitoring, kontrol serta evaluasi organisasi non-profit

KM 2 - KM 3 (1 tahun) : Fokus untuk mempelajari ilmu-ilmu untuk mengelola gerakan non-profit dengan LEBIH profesional, seperti: belajar mengenai fundraising, manajemen keuangan yang sesuai untuk gerakan non-profit, mempelajari kriteria organisasi non-profit yang baik/profesional, dll

KM 3 - KM 4 (1 tahun) : Fokus untuk memperluas partisipasi masyarakat dan dampak dari gerakan sosial. Sehingga Ilmu-ilmu yang akan dipelajari adalah: public engagement, social marketing, dll


D. Koreksi kembali checklist anda di NHW#2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.

Checklist telah saya sesuaikan dengan kondisi saat ini.

E. Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan

Sekarang buatlah sejarah anda sendiri.
Karena perjalanan ribuan mil selalu dimulai oleh langkah pertama, segera tetapkan KM 0 anda.

Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/

You Might Also Like

0 comments

MY SCIENCE EDUCATION WEBSITE

A Member of

A Member of

Komunitas