Hutan Lestari, Alam Bernyanyi: Cerita dari Sumbawa

Wednesday, August 03, 2022

 



Bukan suatu kebetulan jika kata "Tuhan" dan "hutan" dibentuk oleh lima huruf yang sama. Mungkin karena itu juga, hutan akhirnya menjadi kepanjangan tangan sang Maha Pencipta. Melalui hutan, Tuhan memberikan segalanya pada manusia: sandang, pangan, papan, air bersih, pemandangan, keteduhan, udara yang nyaman, dan masih banyak lagi.


#HutanKitaSultan. Laksana raja yang dermawan, ia terus menghadiahi rakyatnya. Madu adalah salah satu hadiah terbaik yang kita terima dari sang sultan. Beragam kepercayaan agama, budaya, dan penelitian ilmiah tidak ragu menyebut madu sebagai sumber makanan yang berkhasiat. Namun bagi masyarakat Sumbawa, madu memiliki makna yang lebih dalam. Ia bukan sekadar antioksidan, tapi juga sebuah jati diri dan identitas.


Fakta Manis dari Hutan Sumbawa


Sejujurnya, pulau Sumbawa tidak pernah ada dalam radar saya. Saat berkunjung ke sana pada tahun 2018 yang lalu, yang terpikir oleh saya dan suami hanyalah berkelana dari satu pantai ke pantai yang lain, lalu berbelok ke padang sabana Ndoro Canga di kaki Gunung Tambora. Namun atas rekomendasi seorang kawan, akhirnya kami setuju untuk menyambangi satu tempat yang tidak tercantum dalam itinerary kami, yakni hutan di kecamatan Batulanteh, Kabupaten Sumbawa.


Kawasan hijau di Pulau Sumbawa. Hutan bergulung hingga ke laut lepas. Foto dokumentasi pribadi

Saat memasuki kawasan ini, pemandangan laut biru dan kuningnya rerumputan khas gugusan pulau Nusa Tenggara menghilang, bertransisi menjadi warna hijau dalam berbagai nuansa. Surprise…surpriseHutan tropis ini rupanya malah menjadi bagian yang paling berkesan dalam perjalanan kami. Oleh karena itu, dalam tulisan kali ini, saya akan bercerita kepada teman-teman semua mengenai fakta istimewa tentang hutan Batulanteh, yang pastinya dapat membuat kita semua bangga dan ingin terus melestarikannya.


Hutan-hutan Sumbawa, rumah bagi lebah Apis dorsata

Fakta #1: Hutan Batulanteh adalah Penghasil Madu yang Produktif dan Prima


Jika teman-teman membeli madu Sumbawa, kemungkinan besar madu tersebut berasal dari daerah ini. Ya, Batulanteh adalah salah satu hutan penghasil madu yang paling produktif di tana samawa. Dalam setahun, hutan ini bisa menghasilkan hingga 15 ton madu. Produktivitas ini terjadi karena mayoritas hutan-hutannya masih sehat, sehingga populasi lebah dan ekosistem pendukungnya tetap terjaga.


Di hutan ini, lebah-lebah raksasa dengan nama ilmiah Apis dorsata bebas menikmati berbagai nektar bunga, salah satunya bunga pohon bidara yang oleh sebagian keyakinan agama dikenal sebagai pohon surga. Mungkin karena itu juga ya, rasa dan tekstur madu Sumbawa menjadi spesial, yaitu sedikit cair dan tidak terlampau manis. Ketika ditelan pun tidak memberikan rasa sakit di tenggorokan. Jika teman-teman ingin merasakan setetes “surga” di dunia, mungkin bisa mencicipi madu ini :D


Menurut saya, sangat layak jika selama ini madu Sumbawa sering disebut-sebut sebagai salah satu madu terbaik di Nusantara, bahkan media asing menyebutnya sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Walau urusan rasa bisa jadi subjektif, tetapi bagi saya rasa madu ini memang lebih enak dibanding madu-madu lain yang pernah saya coba. Saya sendiri sudah beberapa kali repeat order saking cocok dengan rasanya. Sayangnya, karena sekarang saya sedang tidak berdomisili di Indonesia, madu ini jadi lebih sulit didapatkan.


Fakta #2: Hutan Batulanteh Meningkatkan Ekonomi dan Pendidikan 


Menurut buku yang berjudul Madu Hutan Menekan Deforestasi : Jalan Lain Konservasi DAS Dan Adaptasi Perubahan Iklim, usaha madu dalam skala kecil di 9 desa sekitar hutan Batulanteh telah memberi hasil bagi masyarakat senilai 3 milyar Rupiah pertahun. 


Selain itu, kini masyarakat juga mendapatkan penghasilan tambahan melalui usaha-usaha turunan madu lainnya, seperti: penjualan minuman madu bubuk yang dicampur dengan jahe, kunyit dan tanaman berkhasiat lain, wisata berburu madu hutan (yang menjadi kegemaran warga asing), bisnis penginapan, dan memasok sarang lebah untuk dijadikan bahan baku pembuatan kosmetik di Bali. Berawal dari madu, peningkatan ekonomi di Batulanteh pun kini berjalan lebih cepat.


Berdasarkan penuturan warga, setelah ekonomi membaik, pendidikan pun turut terangkat. Dulu masyarakat di Batulanteh hanya mengenyam pendidikan hingga bangku Sekolah Dasar, tapi kini sudah ada yang melanjutkannya sampai ke perguruan tinggi. Di antara sarjana-sarjana tersebut, bahkan ada yang mengambil jurusan kehutanan karena ingin berkontribusi kembali bagi hutan di desanya.


Produk UMKM Madu Sumbawa. Sumber: https://asiangames.antaranews.com/foto/1632294/produk-umkm-madu-hutan-sumbawa

Fakta #3: Hutan Batulanteh Memiliki Komunitas Hutan Lestari


Di hutan Batulanteh, terbentuk hubungan timbal balik yang apik antara masyarakat dengan hutan. Mereka tidak hanya menerima, tapi juga membalas kebaikan alam dengan cara menjaga hutan yang telah memberikan mereka penghidupan.


Salah satu desa di Batulanteh, yakni Desa Semongkat, memiliki kelompok pemburu madu yang  disebut dengan Komunitas Hutan Lestari.


Kalau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “lestari” itu berarti “tidak berubah”, ”bertahan”, dan “kekal”. Makna tersebut betul-betul dihidupkan oleh Komunitas Hutan Lestari, karena mereka menerapkan metode panen madu yang lebih berkelanjutan agar populasi lebah di Sumbawa tetap bertahan dan kekal. Saat memanen, mereka akan memotong bagian sarang yang terdapat madu, dan menyisakan bagian lain yang masih terdapat larva. Dengan cara ini, larva lebah yang ada di sarang dapat memiliki kesempatan untuk tumbuh menjadi lebah dewasa. 


Walau hanya mengambil separuh sarang, teknik ini malah meningkatkan kuantitas madu yang dituai. Dua minggu kemudian, sarang tersebut akan berkembang lagi. Proses memanen pun dapat dilakukan kembali. Sedangkan jika dilakukan dengan cara tradisional, panen hanya bisa dilakukan satu kali karena sarang sudah ditebas seluruhnya. 


Disamping upaya tersebut, di musim tertentu para pemburu madu juga akan membawa berbagai biji buah-buahan ataupun tumbuhan kayu untuk ditanam lagi di hutan. Hal ini dilakukan untuk memastikan kelestarian hutan mereka di masa yang akan datang. 



Ancaman Terhadap Hutan Sumbawa, Bagai Domino yang Berjatuhan


Banyak yang menyukai manisnya madu dan menginginkan khasiatnya, tetapi sedikit sekali yang mau menyayangi hutan. Saat ini, masih ada saja pihak luar yang melakukan penebangan dan penambangan liar di kawasan hutan Batulanteh. 


Masalah-masalah ini, memiliki efek domino yang panjang dan dapat menghancurkan sistem yang sudah berlangsung di alam dan di masyarakat. Jika dibiarkan, skenario-skenario di bawah ini bisa saja terjadi:


Terganggunya Keseimbangan Ekosistem


Apabila pohon-pohon yang menjadi sumber pakan dan tempat lebah menggantungkan sarang hilang, maka populasi lebah otomatis akan ikut berkurang. Seperti serangga lain, lebah juga dapat membantu penyerbukan bagi banyak tanaman hutan, seperti mangga, kopi, dan sebagainya. Thanks to these little friends, tanaman tersebut akhirnya dapat bereproduksi, dan hasilnya dinikmati tidak hanya oleh manusia, tetapi juga oleh hewan-hewan.


Tanpa lebah, satwa-satwa tersebut akan kekurangan sumber pangan, lalu bisa mati kelaparan. Keanekaragaman hayati di hutan pun berkurang, dan keseimbangan ekosistem di alam jadi terganggu.


Menghambat Ekonomi, Pendidikan dan Menghilangkan Identitas


Tanpa lebah dan hutan, mata pencaharian masyarakat Sumbawa sebagai pemburu madu pastinya tidak akan ada. Ekonomi dan pendidikan yang sudah mulai terbangun karena usaha madu pun bisa runtuh. Jika hutan Sumbawa tak dapat lagi menghasilkan madu surganya, identitas pulau Sumbawa sebagai daerah penghasil madu hutan terbaik pun hanya akan menjadi sejarah untuk dikenang :(


Kekeringan di Masa Depan


Hutan di Batulanteh adalah salah satu kawasan hutan nan rindang dan tempat penyimpanan air yang sangat berharga di tengah panas dan keringnya pulau Sumbawa. Rusaknya hutan akibat deforestasi dan penambangan dapat memperparah kekeringan yang saat ini sudah terjadi di sebagian wilayah.


Sebagai warga yang juga pernah merasakan kekeringan saat tinggal di Lombok, saya berempati sekali dengan warga Sumbawa. Tanpa air, sulit bagi kita untuk bisa tetap sehat, apalagi dikala pandemi. Repot untuk menjalankan aktivitas yang dianggap mudah, seperti memasak, mencuci piring, dan membasuh pakaian. Sebagai perempuan, tidak adanya air juga merupakan petaka, apalagi kalau sedang datang bulan! Sungguh, saya tidak ingin siapapun merasakan segala kesulitan serupa.




Apa yang Dapat Generasi Muda Lakukan?


Dengan jumlah populasi gen Z dan milenial sebanyak 150 juta jiwa, masa depan Indonesia akan ditopang oleh kita semua, para generasi muda. Walau perubahan iklim kerap mengintai, namun mengeluh bukanlah solusi yang tepat. Sejatinya, ada banyak upaya yang bisa kita lakukan untuk hutan-hutan di Sumbawa dan jutaan hektar hutan lainnya di berbagai daerah di negara kita. Beberapa diantaranya, yaitu:


Membeli Produk Hutan Non-Kayu 


Sejak dulu, masyarakat di sekitar hutan telah memanfaatkan dan melestarikan hutan mereka secara beriringan. Kita bisa membantu upaya mereka dengan membeli produk-produk hasil hutan non-kayu asli tanah air, seperti madu hutan, kopi, rempah, rimpang dan kerajinan tangan, yang diambil dengan cara yang lestari. 


Memakai Kertas dengan Bijak


Berjuta pohon di Indonesia ditebang untuk memproduksi kertas. Maka, upayakan terus untuk menggunakan dua sisi kertas, kurangi pemberian selebaran, dan utamakan pembelian kertas daur ulang yang diproses dari kardus-kardus bekas. Jika memungkinkan, go digital


Donasi Untuk Hutan


Di usia kepala tiga ini, saya baru tahu kalau penjagaan hutan itu ternyata membutuhkan biaya yang besar! 


Jika teman-teman memiliki rezeki lebih, yuk berdonasi melalui laman web hutanitu.id yang mana hasilnya akan disalurkan untuk pembiayaan dan pembelian peralatan patroli untuk memastikan jumlah luasan hutan kita tetap terjaga. 


Dukung Pihak-Pihak yang Peduli dengan Hutan


#TeamUpforImpact bersama pihak-pihak yang peduli dengan hutan. Berdiri di sebelahnya, dengarkan karyanya. Sebagai contoh, kita dapat mendukung seniman seperti Laleilmanino, Chicco Jerikho, HIVI!, dan Sheila Dara Aisha yang baru-baru ini, melahirkan karya berupa lagu yang bertajuk 'Dengarkan Alam Bernyanyi". 



Semakin sering kita memutar lagu ini, akan semakin banyak juga royalti yang didedikasikan untuk menjaga kelestarian hutan Indonesia. Teman-teman dapat memutar lagu #DengarAlamBernyanyi tersebut dari platform musik seperti Spotify dan Apple Music. Jangan lupa juga untuk menonton video klipnya yang ciamik di kanal YouTube, ya!


Jalan-Jalan ke Hutan


Seperti saya yang menemui pengalaman dan cerita berharga dari hutan Sumbawa, teman-teman juga dapat menjelajah hutan-hutan di tanah air dan merasakan sendiri betapa hutan kita adalah berkat bagi semesta. Dengan cakupan hutan seluas 3 kali wilayah Inggris Raya, dan merupakan yang terbesar ke-3 di dunia, hutan kita tak akan pernah habis dijamah, tak akan pernah kekurangan cerita, dan malah surplus pemandangan indah. Pokoknya #IndonesiaBikinBangga.


Jangan lupa, ketika jalan-jalan ke hutan, jadilah pengunjung yang bertanggung jawab dengan menerapkan prinsip berikut:


  1. Tidak mengambil apapun kecuali gambar.

  2. Tidak membunuh apapun kecuali waktu.

  3. Tidak meninggalkan apapun kecuali jejak.


Satu lagi, ketika berkunjung ke hutan, coba deh ikuti tips yang ada di lirik lagu #DengarAlamBernyanyi: Simpanlah gawaimu, hirup dunia. Gunakan telinga dan hati. Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada. Dengar alam bernyanyi. 


Cerita Tentang Hutan


Selain "Tuhan" dan "hutan", ternyata ada satu kata lagi yang terbentuk dari lima huruf yang sama, yaitu "hantu". Saran saya, jangan bercerita tentang hantu-hantu di hutan, nanti orang tak akan sayang. Ceritalah tentang berkat dan nikmat yang Tuhan berikan kepada kita melalui hutan, tentang serunya berekreasi di sana, serta tentang keanekaragaman hayati dan ekosistemnya yang sudah tentu NYATA dan TERLIHAT. Dengan tidak mengerdilkan fungsi hutan, berarti kita telah mengakui dan mengagungkan kebesaran Tuhan. Setuju?



***

“Tuhan menitipkan aku digenggam tanganmu…”


Tanggal 7 Agustus, kita akan memperingati hari Hutan Indonesia, dan sepuluh hari kemudian, tibalah hari kemerdekaan. Sudah sepatutnya kita memberikan hadiah terbaik kepada pertiwi, yaitu dengan merawat hutan-hutan yang telah Tuhan titipkan.


Mungkin kedua tangan kita hanya mampu membuat perubahan kecil. Namun jika kita mau menggenggam jutaan tangan lainnya, percayalah bahwa cita-cita besar kita untuk hutan Indonesia dan #UntukmuBumiku dapat menjadi nyata.


***


Sumber:


http://elib.fahutan.ipb.ac.id/index.php?p=show_detail&id=319&keywords=


https://indonesiabaik.id/infografis/usia-muda-dominasi-penduduk-indonesia


https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/o54hwo284


https://asiangames.antaranews.com/foto/1632294/produk-umkm-madu-hutan-sumbawa


https://www.scmp.com/lifestyle/travel-leisure/article/2001832/where-find-some-worlds-best-wild-forest-honey-and-why-its


https://www.researchgate.net/profile/Fitta-Setiajiati/publication/333929590_PELUANG_PENGUSAHAAN_HUTAN_LINDUNG_DI_KPHP_BATULANTEH_PROVINSI_NUSA_TENGGARA_BARAT_Business_Opportunities_of_Protection_Forest_in_FMU_of_Batulanteh_West_Nusa_Tenggara_Province/links/5d0ce39c458515c11ceb5b20/PELUANG-PENGUSAHAAN-HUTAN-LINDUNG-DI-KPHP-BATULANTEH-PROVINSI-NUSA-TENGGARA-BARAT-Business-Opportunities-of-Protection-Forest-in-FMU-of-Batulanteh-West-Nusa-Tenggara-Province.pdf


https://www.youtube.com/watch?v=mgHGfsLKKKA&feature=youtu.be


https://www.youtube.com/watch?v=8Hl3Os3sFRM






You Might Also Like

4 comments

  1. Blognya sangat menarik Kak. Tulisannya bagus dan ada effort untuknya. Tulisan ini pun layak menang. Kenapa gak di TLD-kan saja. Dijamin banyak brand ngelirik bekerjasama.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih untuk komentar dan saran baiknya mas. Noted, saya pelajari dulu... Mudah2an bisa segera di eksekusi 😊

      Delete
  2. Kereeeen mbak, pantas jadi pemenang!! :D

    ReplyDelete
  3. Jujur, sebagai anak Asli Sumbawa, saya pribadi kurang mengeksplore wilayah saya sendiri kak. Terimakasih sudah membuat artikel yang luar biasa ini. Kak Seena udah berhasil nampar aku leeat tulisan

    ReplyDelete

MY SCIENCE EDUCATION WEBSITE

A Member of

A Member of

Komunitas