Gambo Muba, Kain dari Komunitas Musi Banyuasin untuk Hutan Indonesia

Wednesday, May 31, 2023




Katanya, fashion dan perempuan sulit dipisahkan, kecuali oleh isi dompet yang mengkhawatirkan di akhir bulan. Betul, nggak?

Saya pribadi tentu saja juga sering tergoda dengan hal yang satu ini. Kalau melihat dress yang lucu-lucu di Instagram, kontan iman saya melemah. Untunglah tinggi badan saya di atas rata-rata, jadi biasanya saya batal membeli pakaian yang diincar karena ukurannya jarang ada yang pas 😎.

Selain karena tidak muat, ada alasan lain yang membuat saya maju-mundur setiap kali ingin membeli pakaian. Yaitu kesadaran bahwa industri pakaian dapat mengancam kelangsungan hutan dan lingkungan kita.

Ternyata untuk memproduksi kain seperti rayon atau viscose saja, pohon-pohon dari hutan-hutan purba di berbagai negara (seperti Indonesia, Brazil dan Kanada) harus dibabat. Gelondongan batang pohon ini lalu diolah menjadi wood pulp untuk kemudian diproses lagi menjadi t-shirt, rok, celana, dan sebagainya. Ironisnya, perusahaan mode seringkali menjual produk-produk ini dengan embel-embel "ramah lingkungan" hanya karena kain tersebut berasal dari serat alami. Namun, di saat yang sama mereka malah mengajak orang-orang untuk berbelanja lebih banyak. Padahal seruan ini jelas menyebabkan penebangan hutan memburuk.

Kain dari serat sintetis seperti poliester pun memiliki problematika tersendiri. Sama seperti plastik, poliester berasal dari bahan baku fosil. Itulah sebabnya ketika dicuci, sebagian material ini akan luruh dan mengeluarkan plastik-plastik super kecil yang disebut mikroplastik. Walau mini, plastik jenis ini tetap merupakan polusi karena mudah tertelan oleh biota laut dan gampang masuk ke dalam darah manusia.

Seakan tak ada habisnya, penggunaan pewarna tekstil berbahaya juga menjadi persoalan lazim dalam pembuatan pakaian. Apalagi jika baju tersebut berharga murah. Selain itu, penggunaan air dan pestisida dalam jumlah masif pun menambah panjang daftar masalah yang mencoreng dunia fashion ini.

Gambo Muba, dari Musi Banyuasin untuk Hutan Indonesia

Walau banyak kurangnya, bukan berarti kita jadi harus kembali ke zaman batu tanpa baju. Yang perlu kita lakukan adalah melakukan mitigasi atau pencegahan agar dampak buruk dari industri mode minimal. Mengurangi berbelanja pakaian adalah salah satu caranya. Pasang kacamata kuda pada saat promosi pakaian-pakaian cantik bertebaran adalah niscaya.

Cara lainnya adalah dengan mendukung komunitas pembuat fashion yang melestarikan hutan, sekaligus menjaga budaya dan meningkatkan ekonomi masyarakat setempat. Seems too good to be true ya… tapi betul-betul ada.

Salah satunya adalah produk busana dari komunitas lokal di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan. Mereka bersama-sama membuat kain gambo muba, salah satu tekstil yang menambah khazanah perkainan Indonesia.

"Gambo" berarti pohon gambir dalam bahasa lokal. Sedangkan "muba" merupakan singkatan dari daerah yang memproduksi kain tersebut, Musi Banyuasin. Sesuai namanya, warna kain gambo muba berasal dari 100% getah pohon gambir. Dahulu pohon ini hanya digunakan untuk menginang atau menyirih, tapi sekarang sudah dikembangkan sebagai pewarna kain jumputan yang tak kalah indah dari kain-kain tradisional lainnya. 

Tak cuma elok, kain gambo juga ramah lingkungan. Pohon gambir ini ditanam secara tumpang sari di hutan yang juga memproduksi karet. Jadi para petani tidak perlu membabat lahan hutan baru untuk menanam pohon-pohon gambir tersebut. Sistem ini juga memungkinkan petani untuk memperoleh pemasukan tambahan selain dari karet. Hal ini tentunya baik untuk ekonomi dan kesejahteraan mereka.

Dalam pelaksanaan produksinya, komunitas ini juga memperhatikan lingkungan sekitar. Kain hanya dijemur pada saat kondisi cuaca tidak berangin kencang, sehingga bau-bauan yang berasal dari proses pewarnaan kain tidak akan mengganggu penduduk setempat. Air limbah dari proses produksi pun digunakan kembali untuk menyiram tanaman gambir lainnya sehingga hemat sumber daya. Persis seperti konsep reuse atau gunakan kembali yang kita kenal selama ini.

motif kain gambo. Foto: istimewa. Diambil dari https://kumparan.com/urbanid/angkat-fesyen-kain-tradisional-muba-gelar-lomba-desain-motif-gambo-1swSlRZaIKR
***
Fun fact, Musi Banyuasin sebetulnya merupakan wilayah yang kaya akan minyak bumi, loh. Beberapa tahun belakangan ini, bahkan banyak warga setempat yang mengambil minyak bumi secara ilegal tanpa prosedur keamanan dan lingkungan yang tepat. Bayangkan apa jadinya jika semua orang memilih profesi ini sebagai mata pencahariannya. Sudahlah lingkungan tercemar, kesehatan pun menjadi taruhan! 

Namun komunitas lokal di Musi Banyuasin memilih untuk menjadi penjaga Bumi, dan menjadikan pohon gambir sebagai sumber ekonomi mereka.

Karena trend dan fashion memang boleh datang dan pergi, tapi alam kita harus tetap lestari. Setuju?
***

Referensi
https://www.theguardian.com/sustainable-business/zara-h-m-fashion-sustainable-forests-logging-fabric
https://zerowaste.id/zero-waste-lifestyle/mengenal-fast-fashion-dan-dampak-yang-ditimbulkan/
https://www.theguardian.com/environment/2022/mar/24/microplastics-found-in-human-blood-for-first-time

You Might Also Like

0 comments

MY SCIENCE EDUCATION WEBSITE

A Member of

A Member of

Komunitas