3 Inisiatif Baik dari Anak Muda untuk Bumi Kita

Friday, October 27, 2023



Banyak stereotip buruk yang melekat pada generasi millennial dan generasi z, diantaranya lamban, manja, bermental lemah, tidak peduli dengan sekitar, dan sebagainya. 


Jika tudingan itu benar, tentu kita semua akan susah. Pasalnya, generasi inilah yang tengah mendominasi populasi di Indonesia bahkan dunia. Di negeri kita saja, jumlah generasi milennial dan generasi z tercatat ada sebanyak 150 juta jiwa!


Saya pribadi kurang setuju dengan stereotip-stereotip tersebut. Pasalnya saya melihat justru ada banyak sekali inisiatif-inisiatif baik yang berkembang di masyarakat yang justru digerakkan secara aktif oleh para pemuda-pemudi tanah air. Menariknya, walau gerakan-gerakan ini fokus ke berbagai permasalahan yang berbeda, namun goal utamanya tetap sama, yaitu melindungi Bumi agar dapat menjadi tempat yang nyaman untuk kita tinggali di masa sekarang maupun di masa depan. 


Beberapa waktu yang lalu, komunitas Eco Blogger Squad mengajak saya berkenalan dengan organisasi-organisasi tersebut. Ada Skelas, Eathink Movement, dan tak ketinggalan Trend Asia. Apa saja sih yang mereka lakukan?


Skelas (Sentra Kreatif Lestari Siak)


Sesuai namanya, Skelas berisikan anak-anak muda yang membantu masyarakat Siak akan dapat mengembangkan ekonomi secara kreatif dan lestari. Ya, ekonomi bukan hanya tentang cuan semata, tetapi juga tentang lingkungan. Sebab tanpa lingkungan yang baik, ekonomi masa depan yang kuat tidak akan pernah ada.

 

Salah satu program andalannya yaitu menanam buah nanas di lahan gambut. Siapa sangka, praktek ini ternyata membuat lahan gambut terus basah dan terhindar dari kebakaran hutan. Nanas yang dipanen kemudian diolah oleh masyarakat lokal yang telah diberikan pelatihan menjadi minuman kaleng yg diberi jenama puan pina. 


Eathink


Think before you eat! Begitulah kira-kira ajakan dari gerakan ini. Mereka ingin agar kita tidak makan secara asal-asalan dan memahami apa itu sustainable food system. Karena sesungguhnya, ada sumber daya yang sangat banyak keluar hanya untuk menghasilkan sepiring nasi beserta lauk-pauk di meja makan kita.


Salah satu masalah yang di highlight oleh Eathink adalah perihal food loss and food waste. Food loss adalah makanan yang terbuang akibat proses produksi dan distribusi. Jika ada buah-buahan yang sudah rusak terlebih dahulu pada saat didistribusikan dari petani ke penjual, hal ini dikenal dengan istilah food loss. Food loss ini bisa terjadi karena temperatur yang kurang tepat, proses handling yang salah, dsb. Sedangkan food waste, terjadi di tingkat kita, si konsumen. Saat kita membuang atau tidak menghabiskan makanan, atau lupa mengolah bahan pangan, maka saat itulah food waste terjadi.


Di Indonesia sendiri, food waste umum sekali terjadi. Di sisi lain, banyak sekali anak-anak Indonesia yang kekurangan gizi hingga stunting. Disinilah muda-mudi dari Eathink beraksi untuk menggaungkan pengurangan food waste.


Trend Asia


Organisasi yang satu ini mengungkap sisi lain program co-firing biomassa sebagai bahan bakar pembangkit listrik.


Co-firing sendiri merupakan metode oplos batubara dengan biomassa di PLTU di Indonesia. Biomassa yang digunakan biasanya dari potongan kayu. Cara ini seringkali dianggap ramah lingkungan, tetapi riset Trend Asia mengungkapkan bahwa cara ini bisa membabat hutan akibat permintaan kayu yang besar. Dari perhitungan Trend Asia, estimasi kebutuhan lahan hutan yang diperlukan yaitu paling sedikit 2.33 juta hektar atau setara dengan 35 luas Jakarta! 


***


Beruntungnya kita karena masih memiliki anak-anak muda yang peduli dengan kondisi Bumi dan sekitar. Yuk dukung , dan intip aksi-aksi nyata mereka di akun Instagram

@skelas.siak  @eathink.movement dan @trend_asia. Jangan lupa ikuti praktik-praktik baik yang dikampanyekan oleh mereka ya!


You Might Also Like

0 comments

MY SCIENCE EDUCATION WEBSITE

A Member of

A Member of

Komunitas